Author : HyeheeHD
Cast
:
- Ahn sohee (sohee)
- Kwon jiyong/Gdragon (jiyong)
- Sandara Park (dara)
- Lee sunmi (sunmi)
- Lee seunghyun (seungri)
Genre
: Terserah lah apa aja, yang jelas bukan NC ya~
Annyeong haseo , Aku baru pertama kali buat FF, gk tau ini
bisa disebut ff atau gk. Mian kalo ffnya jelek, banyak typo sana sini,
ngebosenin, atau kepanjangan. Pas nulis ini ff, gak tau nya udah sepanjang ini
^^v. selamat baca~
Sohee pov
KRIIIIIING!!!
KRIIIIIIING!
“huh alarm ini menganggu tidurku saja!” kataku sambil mematikan alarm itu supaya tidak berdering
lagi. Aku kembali menarik selimutku, dan menutup mataku kembali untuk
melanjutkan mimpi yang terpause (?) tadi. Belum lama aku memejamkan mataku,
tiba-tiba hpku berbunyi. “Siapa yang
menelponku?! Mengganggu tidurku saja!”, aku menggambil hpku dengan kesal.
“yeoboseo!”,
jawabku dengan kesal. “Ya! Ahn sohee! Apa
kau mau terlambat lagi huh!”, triak sunmi temanku yang selalu membangunkan
ku, dia selalu tau kalau aku susah untuk bangun pagi. “Ya! Sohee ya… palli! Ireona!”, suara terdengar lagi dan itu suara
temanku dara. “Araseo! Araseo! Aku bangun
sekarang, annyeong!”, ku tutup telpon itu dengan rasa sedikit kesal.
Ok,
sekarang aku bangun dan langsung pergi ke kamar mandi dengan malas. Oh, ya
mereka yang menelponku tadi itu adalah teman-temanku, mereka tau bahwa
kebiasaan burukku adalah susah bangun pagi, makanya setiap pagi pasti mereka
menelponku untuk membangunkan ku. Walaupun kadang aku kesal dengan mereka, tapi
aku sangat sayang mereka dan mereka juga melakukannya kan buat kebaikan ku.
Setelah
selesai mandi, aku cepat-cepat berpakaian, dan membereskan peralatan untuk
sekolah, dan aku sedikit minum susu. Oh, ya aku tinggal di apartemen sendirian.
Aku anak tunggal, appa dan ommaku berada di Jepang, mereka adalah pengusaha
yang sangat sibuk. Jangan berharap mereka mengurusku, menelponku saja sangat
jarang sekali.
Aku
berlari ke halte bus. Aku dengan cemas menunggu bis yang akan berhenti, tetapi
tidak ada bis yang berhenti di halte ini. “ok,
tinggal 8 menit lagi waktuku tersisa. Matilah kau ahn sohee!”, aku
berbicara pada diriku sendiri sambil melihat jamku dengan cemas. 3 menit
kemudian untung lah ada bis yang berhenti di halte ini, aku cepat-cepat naik.
Setelah
menempuh waktu 7 menit aku sampai, ya aku terlambat lagi. “Ahn sohee! Kenapa kamu terlambat lagi huh?! Apa kau terlambat bangun
karna tadi malam belajar? Atau karna kau susah mendapatkan bis lagi huh?!”,
kata-kata itu terlintas dikepalaku, membayangkan guruku mengomeliku.
Dengan
tergesah-gesah aku berlari menuju kelasku, dan berharap guruku belum masuk
kelas, dan aku bisa terbebas dari omelannya hari ini. Sampai di depan kelas,
aku mengintip sedikit untuk melihat apakah guruku sudah masuk ke kelas.
Ternyata keberuntungan masih berpihak padaku, guru itu belum masuk kelasku. Aku
tersenyum dan melangkahkan kakiku dengan santai masuk ke dalam kelas, dan
sebelumnya membereskan seragamku agar terlihat rapi.
Aku
langsung duduk di bangku ku, sunmi dan dara langsung menghampiriku. “ya! Sohee! Datang juga kau”, kata dara.
“ya, untung saja guru belum datang, kalau
tidak habis lah riwayatmu Ahn sohee”, timpal sunmi dengan wajah kesalnya. “hahaha…. Miane aku selalu merepotkan
kalian, lagian hari ini sepertinya hari keberuntunganku karna tidak diomeli
oleh guru itu”, jawabku dengan tersenyum.
Tiba-tiba
seseorang dengan wajah lumayan garang, memasuki kelas kami. Dengan cepat sunmi,
dara, dan anak-anak yang lain berlari ketempat duduk mereka masing-masing. Ya,
itu adalah orang yang aku bicarakan dan aku pikirkan dari tadi, guru itu
datang.
“Selamat pagi anak-anak!”,
sapa guru itu. “selamat pagi~”, kami
menjawabnya. “oh, ya apakah murid bernama
Ahn sohee sudah masuk?”, mendengar pertanyaannya itu membuatku terkejut dan
malu, kenapa dia bertanya seperti itu? Aku tahu, aku selalu terlambat. “tentu saja aku sudah datang~”, jawabku
dengan senyuman.
“ok, hari ada seseorang yang ingin aku perkenalkan kepada
kalian”, lanjutnya. Semua orang bertanya-tanya
siapa orang yang ingin dia perkenalkan, termasuk aku salah satunya. Kelas kami
menjadi ribut dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada dikepala kami
masing-masing. “DIAM!”, dia berteriak
dan kami semua terdiam. “Ok, langsung
saja aku perkenalkan kepada kalian”, lanjutnya. “silahkan masuk~”, ia berkata dan pintu terbuka, muncul lah seorang
namjaberjalan dengan santai ke arah guru kami.
“murid-murid, ini adalah teman baru kalian, ibu harap kalian
bisa menerimanya sebagai teman kalian”,
ucapnya. Semua wanita di kelas berteriak, yah memanglah tampangnya lumayan
untuk disukai (?). “Ok! Biarkan dia
memperkenalkan dirinya dulu!”, lanjutnya lagi.
Ji yong pov
“Ok! Biarkan dia memperkenalkan dirinya
dulu!”, guru ini menyuruhku memperkenalkan diri. “Selamat pagi~”, sapaku. “Selamat
pagiiii~”, jawab mereka semua. “Perkenalkan
namaku Kwon jiyong, aku berharap kalian bisa menjadi teman baruku”, aku
memperkenalkan diriku dengan singkat, dan di sambut oleh sorakan-sorakan dari
mereka, aku hanya tersenyum.
“Kwon jiyong, kau bisa duduk”, kata
guru itu. Aku bingung harus duduk dimana, dan bertanya pada guru itu, “mian, aku tidak tau harus duduk dimana”.
“oh, biar aku mencarikannya untukmu”,
jawabnya. Dia sambil melihat-lihat kursi mana yang masih kosong yang bisa aku
tempati. Tiba-tiba dia berkata, “oh! Kau
duduk bersama dengan ahn sohee saja di sana”, katanya menunjuk kursi kosong
di sebelah seorang perempuan, dia pun terkejut karna dia dipilih untuk duduk
denganku.
“kamsahamnida”, jawabku kepada guru
itu. Aku pun berjalan kearah kursi ku. Sesampai dikursi ku, aku tersenyum dan
menyapa orang yang bernama sohee itu kalau tidak salah, “annyeong haseo, jiyong imnida”. Dia tersenyum kepada ku sambil
berkata, “sohee imnida”. Ya, ternyata
benar namanya sohee. Aku duduk disebelahnya.
Sohee pov
“sohee imnida”, aku memperkenalkan
diriku sambil tersenyum terpaksa. Dia langsung duduk di sebelahku. “kenapa dia harus duduk disebelahku? Kan
bisa saja duduk ditempat lain, aku kan paling malas untuk berdekatan dengan
orang yang baru aku kenal, apa lagi dengan suasana canggung”, pikirku dalam
hati.
Beberapa jam kemudian, waktu istirahat tiba. Akhirnya istirahat juga, aku sudah
mengantuk mendengar penjelasan guru itu yang sangat membosanka
Ji yong pov
Waktu istirahat pun tiba, aku membereskan buku-buku ku yang masih ada di meja.
Tiba-tiba ada yang menghampiriku dan berkata “Hai jiyong~ perkenalkan aku seungri imnida”, sapanya. Aku
tersenyum dan membalas salamnya juga. “jiyong,
mau ke kantin bersama tidak?”, tanya seungri. “Oh, kajja, aku juga sedang lapar”, jawabku. Saat aku berdiri aku
teringat orang sebangku ku, dan aku berkata padanya, “mau ikut kami ke kantin?”. Dia terlihati kaget, dan menggelengkan
kepalanya dengan sedikit tersenyum padaku, walaupun agak sedikit terpaksa. Aku
pun berjalan pergi ke kantin bersama seungri.
Sohee pov
“mau ikut kami ke kantin?”, tanya
jiyong kepadaku. Aku sedikit kaget, tiba-tiba dia bertanya padaku padahal dia
dari tadi mengabaikanku. Aku menggeleng sambil tersenyum, dengan tersenyum
terpaksa lagi.
Sunmi dan dara yang dari tadi memperhatikanku sambil tersenyum menghapiriku. “mandoo! Sepertinya kau akrab sekali dengan
anak baru itu”, sunmi berkata. Aku berpikir, dari mananya kami akrab,
pemikiran yang aneh. “oh, ya! Namanya
Kwon jiyong kan?!”, tanya nya sangat bersemangat. Aku membenarkan
pertanyaannya.
Author pov
Beberapa hari pun berlalu, sohee dan jiyong semangkin akrab, lebih tepatnya
bertengkar karna hal sepele. Sohee pun selalu kesal jika di goda oleh sunmi dan
dara yang menganggap, dia dan jiyong berpacaran. Pelajaran pun sedang di mulai
dengan tenang, semua murid-murid mencatat hal-hal yang ditulis oleh guru di
papan tulis.
Sohee pov
Ah rasanya aku ingin sekali tidur disini sekarang juga. Tapi apa boleh buat,
catatan ini harus dikumpul hari ini, benar-benar menyebalkan. Saat aku lagi
seriusnya mencatat tiba-tiba jiyong berkata, “sohee ya.. apa kau ada pena?”. “ne, wae?”, tanyaku. “boleh aku pinjam? Penaku tiba-tiba tidak
jalan nih”, jawabnya.
Aku memberinya pinjaman pena dan berkata, “nanti
kembalikan ya”. “ya.. ya.. aku akan
kembalikan, emangnya aku pernah tidak mengembalikan barangmu yang sudah
kupinjam?”, tanya jiyong. Aku cukup kesal dengan pertanyaannya, apa dia
lupa kalau dipernah meminjam pensil, dan penggaris dan akhirnya hilang, dengan
kesal aku berkata, “Apa kau lupa? Kau
sudah mengilangkan pensil dan penggarisku huh?!”, jawabku dengan kesal.
Dia mengingat-ngingat, “oh mian, ntar aku
ganti kok jangan marah padaku ya?”, katanya. “bisa-bisa barang-barangku habis karna kau pinjam dan hilang karna mu”,
jawabku ketus.
Jiyong pov
“Bisa-bisa barang-barangku habis karna
kau pinjam dan hilang karna mu”, jawabnya ketus. Kenapa dia jadi
ngomel-ngomel padaku?, aku tau aku salah, tapi kan aku sudah minta maaf
padanya, lagian ntar aku ganti kok, aku bukan orang yang gak mau rugi juga
kali, pikirku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, “Oh, ya! Ahn sohee! Kau juga belum membayar hutangmu kemarin! Aku tidak
marah padamu”, aku berkata dengan semangat, sampai-sampai aku tidak
menyadari kalau aku mengatakannya dengan berteriak, membuat orang satu ruangan
ini mendengar semua, termasuk guru yang sedang mengajar.
Aku melihat sohee, dia hanya menundukan kepalanya karna malu, aku pun juga
malu, dan pura-pura tidak terjadi apa. Aku tidak bisa melihat semua orang
melihat kearah kami berdua. Tiba-tiba guru itu berkata, “Ya! Kwon jiyong! Ahn sohee! Masalah utang piutang nanti saja
diselesaikan setelah pelajaran, sekarang catat dulu!”, katanya. Semua orang
di kelas menertawai kami berdua. Kami berdua hanya menunduk malu. “Sudah! Lanjutkan kembali mencacat!”,
kata guru tersebut dan semua orang kembali mencatat, walaupun masih ada yang
terdegar menertawai kami.
Sohee pov
Ah, aku sangat malu sekali gara-gara kwon jiyong ini. “Ya! Araseo! Araseo! Nanti aku akan membayar hutangku padamu! Puas
mempermalukan aku huh?!”, kataku ketus padanya. Ia hanya menampilakan muka
penyesalannya.
Author pov
Saatnya, istirahat. Seperti biasanya jiyong bersama-sama dengan seungri, dan
sohee bersama sunmi dan dara.
“ya! Kalian tadi sungguh sangat lucu!”,
sunmi berkata sambil tertawa. “ne, kau
berhutang padanya? Apa sangat banyak? Sampai-sampai dia menagihmu seperti
itu?”, lanjut dara. “bisakah kalian
tidak membicarakannya?! Aku sangat bosan dengannya! Waktu pelajaran aku
bersamanya, dan waktu istirahat juga membicarakannya?!” balas sohee kesal.
“jangan-jangan kalian berjodoh lagi!”,
kata sunmi. “Ya! Bercandaanmu tidak lucu
sunmiah!”, jawab sohee kesal. “itu
bukan candaan~ bisa saja terjadikan?”, tanya sunmi ke dara. “mana mungkin aku bisa suka orang seperti
dia, dia itu menyebalkan tau”, jawab sohee.
“jangan seperti itu, kau bisa termakan
ucapanmu sohee ya”, kata dara. “sampai
kapan pun aku tidak akan menyukainya!”, jawab sohee tegas.
Author pov
Semenjak kejadian itu, sohee dan jiyong berbaikan dan mereka mulai akrab, dan
jarang bertengkar lagi, sampai-sampai orang sangat bingung dengan mereka sangat
akur, tapi mereka mengacuhkan orang-orang itu. Sampai –sampai orang mengira
kalau mereka berpacaran.
Suatu ketika jiyong merasa kalau sepertinya ia menyukai sohee, dan ia ingin
menjadi namja chingunya, sebenarnya ia ragu takutnya sohee tidak menyukainya,
tapi ia bertekad apapun hasilnya ia akan menerimanya. Ia pun mengutarakan isi
hatinya pada sohee, sohee sangat kaget dan tidak bisa menjawabnya. tapi jiyong
menunggu jawaban dari sohee, ia tidak mau sohee terburu-buru menjawabnya.
Sebenarnya sohee juga mulai menyukai jiyong, tapi dia mengingat bahwa dulu ia
pernah bilang bahwa ia tidak akan pernah menyukai jiyong, ia sangat frustasi
dengan kata-katanya dulu. Tapi ia tidak bisa membohongi dirinya, ia juga
menyukainya.
Ia pun akhirnya memberi jawabannya kepada jiyong. Jiyong yang mendengar bahwa
sohee menerimanya sebagai namja chingunya pun sangat senang. Tapi tiba-tiba
sohee berkata, “jiyongaa, untuk saat ini
bisa kita diam-diam saja kalau kita sedang pacaran?”, tanya sohee. Jiyong
pun heran dan bertanya, “waeyo?”. “hmm..
aku belum siap orang-orang mengatahui uri pacaran”. “oooh~ araso”, kata
jiyong. “gomawo~”, kata sohee.
Mereka pun selalu bersama, dan mereka hanya menunjukan kalau mereka pacaran
saat orang-orang yang mengenali mereka tidak ada, atau mereka sedang berdua
saja. Sebulan telah lewat, dua bulan lewat, tiga bulan, dan empat bulan mereka
sudah berpacaran, sohee merasa siap untuk memberi tahu sunmi dan dara kalau ia
dan jiyong sedang pacaran.
Saat pagi-pagi sebelum masuk pelajaran sohee ke tempat duduk sunmi dan dara. “Annyeong~”, sapa sohee dengan girang. “ya! Kau belum minum obat atau salah minum
obat huh?! Senyum mu seperti evil tau”, kata sunmi memandang sohee aneh. “ne, ada apa dengan mu mandoo? Apa aku perlu
mengantarmu ke rumah sakit?”, tanya dara dengan wajah heran.
“aish! Aku tidak sakit! Kenapa kalian
seperti tidak pernah melihatku tersenyum?!”, jawab sohee kesal. “nah! Kalau kau kesal seperti ini baru sohee
orang yang ku kenal”, jawab sunmi. Sunmi dan dara tertawa.
“terserah apa yang kalian bilang! Oh, ya
aku ingin memberitahu kalian sesuatu”, kata sohee. Sunmi dan dara sangat
penasaran, “nanti istirahat akan ku
beritahu kalian”, kata sohee semangkin membuat mereka berdua penasaran.
Waktu istirahat tiba~ jiyong dan seungri pergi ke kantin bersama. Sohee, sunmi,
dan dara berkumpul bercerita bersama sambil tertawa bersama-sama. Dara pun
bertanya kepada sohee, “mandoo~
sebenarnya jiyong itu orangnya bagaimana sih? kalian terlihat sangat dekat
sekali”, tanya dara. Sohee tersenyum dan menjawab, “oh, jiyong? Hmm… orang nya lumayan baik, walaupun kadang-kadang
membuatku kesal”, jawab sohee.
“aaaa~ begitu. Tapi kelihatannya dia
orangnya sangat perhatian. Kau saja kadang-kadang marah padanya. Kasihan tau
dia, dia juga orangnya lucu”, sambung dara. “Ya! Kenapa kau bertanya tentangnya terus huh?!, tanya sunmi pada
dara. “bagaimana ya? Sepertinya aku
menyukai jiyong!”, jawab dara dengan tersenyum.
Perkataan dara tersebut membuat kedua temannya kaget, khususnya sohee. “Ya! Chinja?! Bagaimana kau bisa menyukainya
dara ya?!”, tanya sunmi. “hahaha
molla do, pertama kali emang biasa aja, tapi lama kelamaan aku menjadarinya
kalau aku menyukainya, sudah lah aku jadi malu tau”, jawab dara dengan
pipinya yang memerah. “oh, ya kalian mau
kan membantuku buat mengatakan perasaanku pada jiyong? Mandoo kau juga harus
membantuku ya, kau kan sangat dekat dengannya”. Sohee hanya bisa terdiam,
dan sedikit tersenyum dengan terpaksa.
“oh ya, soheeaa bukan nya kata kau, waktu
istirahat ini kau mau membertahu kami sesuatu? Palliwa~ aku penasaran”,
kata sunmi. “ya, aku juga penasaran”,
sambung dara. Sohee tidak bisa berkata apa-apa, mana mungkin ia mengatakan
kalau ia an jiyong sedang berpacaran, sedangkan dara baru saja mengatakan bahwa
ia menyukai jiyong. “Ah.. ani, aku hanya
membohongi kalian tadi, kalian benar hari ini aku sedang gila. Hehehe”,
jawabnya sambil tertawa terpaksa.
Saat dirumahnya sohee sangat bingung, apa yang harus ia lakukan. kalau ia
bilang ke dara bahwa ia dan jiyong berpacaran itu pasti menyakiti hati temannya
itu, ia tidak mau itu terjadi. Tapi kalau ia tidak bilang, mau sampai kapan ia
menyembunyikan hubungannya dengan jiyong, pasti cepat atau lambat akan
ketahuan, lagian dara meminta bantuannya untuk menjadi pacar jiyong.
Keesokan harinya, sohee sekolah dengan lemas dan tidak bersemangat, ia terlalu
stres memikirkan persoalan ia, jiyong dan dara. Jiyong pun merasa hari ini
sohee tidak seperti biasanya, tapi sohee hanya berkata ia hanya sedikit tidak
enak badan. Waktu istirahat pun sohee tidak berkumpul dengan sunmi dan dara, ia
tetap duduk dibangkunya. Tiba-tiba ia pun mendapat ide untuk menyelesaikan
masalah ini.
Saat jiyong duduk di sebelah sohee, sohee berkata “jiyongaa, bisa kah nanti waktu pulang kita bertemu sebentar, ada yang
ingin ku katakan”, kata sohee dengan tidak bersemangat. “ne, araseo”, kata jiyong tersenyum.
Waktu pulang tiba, sohee menunggu jiyong dari ruang guru. Tiba-tiba jiyong
datang dengan senyumnya. Sohee membalasnya dengan sedikit terpaksa. “ok, apa yang ingin kau bicarakan padaku?”,
tanya jiyong penasaran. “aku…. Aku…
sebenarnya aku tidak menyukai mu~”, jawab sohee tanpa melihat ji yong.
Jiyong kaget, “hahaha ya! Ahn sohee! Kau
lucu sekali! Kau sedang latihan drama huh?!”, jawab jiyong sambil tertawa.
“gemanhae! Jangan tertawa seperti itu!
Apa kau babo?! Aku bilang aku tidak menyukai mu!”,kata sohee ketus. “ya! Apa alasanmu tidak menyukai ku? Wae kau
mau menjadi yeoja chingu ku?”, tanya jiyong masih tidak percaya. “aku hanya ingin mempermainkanmu! Aku sangat
benci kau kwon jiyong! Makanya aku mau menyakitimu dengan cara ini! Apa kau
puas huh?!”, jawab sohee. Jiyong hanya terseyum kesal tidak percaya dengan
kata-kata sohee, tapi itulah yang dikatakannya. Jiyong meninggalkan sohee
dengan tatapan marahnya. Sohee hanya bisa menangis setelah jiyong pergi.
Keesokan paginya ia tidak melihat tas jiyong di sampingnya, bangku sebelahnya
kosong. Ia duduk, “ya, setelah kejadian
kemarin mana mungkin dia mau duduk denganku lagi”, pikirnya dalam hati.
Saat sudah masuk, ia melihat dara menggandeng tangan jiyong, mereka menuju
tempat duduk dara, ya jiyong duduk bersama dara, dan sunmi pindah ke belakang
duduk bersama seungri.
Saat sohee melihatnya, ia hanya tersenyum melihat dara yang tersenyum padanya
sambil menggandeng tangan jiyong. “soheeaa~
hari ini jiyong duduk bersamaku ya?”, tanya dara. Sohee hanya tersenyum
pahit. Tiba-tiba jiyong berkata, “ya! Aku
ini pacarmu. Kenapa kau tanya kepada orang lain yang bukan siapa-siapaku untuk
mengatur tempat dudukku?!”, kata jiyong ketus, dengan tatapan tajam ke
sohee.
Sohee sedih mendengar jiyong berkata seperti itu, “ya, aku pantas mendapatkan ucapannya seperti itu, itu adalah balasan
perkataanku kemarin”, sohee berbicara dalam hati. Sejak saat itu sohee dan
jiyong tidak pernah bersapaan, sohee hanya sering melihat senyuman jiyong saat
sedang bersama dengan dara dari kejauhan.
Sohee pov
“Ya, semua permasalahan sudah beres.
Sunmi dengan seungri, dan dara dengan jiyong mereka tampak bahagia sekarang.
Buat kwon jiyong, MIANHAE aku membohongimu dan menyakiti perasaanmu, SARANGHAE,
anyyeong~”, kata sohee sambil air matanya mengalir
END
Gomawo yang udah baca ffku yang gaje ini~ :) #bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar